-->

Materi Pendidikan Agama Islam SMP Kelas 7, 8 dan 9 (Semester 1 dan 2)

Motivasi Menulis

BAB 12 SHALAT SUNAH BERJAMAAH DAN MUNFARID (Kelas 9, Semester 2)


A.      RINGKASAN MATERI
  1. Shalat Sunah Berjamaah.
Shalat sunah disebut juga dengan shalat Tatawwu’ yaitu shalat sunah yang dilakukan untuk menambah atau menutupi kekurangan-kekurangan ibadah wajib. Shalat sunah disebut juga dengan shalat Nawafil yaitu shalat yang jika dikerjakan mendapat pahala jika ditinggal tidak berdosa.
Shalat berjamaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sama paling sedikit 2 orang, seorang sebagai imam dan yang lain sebagai makmum. Adapun shalat berjamaah hukumnya sunah muakkad.
Shalat sunah yang boleh dan lebih baik dilaksanakan dengan cara berjamaah adalah ; shalat Idain, shalat Tarawih, dan Witir. Sedangkan shalat sunnah yang lebih baik dikerjakan dengan cara munfarid adalah shalat Takhiyatul Masjid, shalat Tahajjud, shalat Istikharah dan shalat Dhuha.
                                                   
1.       Shalat Idain.
a.       Pengertian dan hukum
Idain artinya dua hari raya. Yang dimaksud shalat Idain adalah shalat pada waktu dua  hari raya yakni  Hari Raya Idul fitri (1 syawal) dan Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah).
Adapun hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad.

b.       Dasar hukum
                Hadits Rasulullah SAW

Artinya  :    Dari Ibnu Abbas ra. berkata, ”Bahwasanya Rasulullah Saw keluar dengan istri-istrinya dan anak perempuannya pada waktu 2 hari raya (Idul fitri dan Idul Adha) (HR.Ibnu Majah dan Baihaqi)

c.       Waktu dan tempat pelaksanaan
                                Waktu mengerjakan shalat sunah Idul Fitri adalah setelah terbitnya matahari dua penggalah (kurang lebih 3 meter) sampai tergelincirnya matahari. Sedangkan shalat Idul Adha dimulai setelah matahari terbit satu penggalah. Adapun tempatnya sebaiknya dilakukan di tanah lapang seperti yang dianjurkan oleh Nabi (kecuali ada halangan), karena shalat Id itu untuk syiar agama. Namun sebagian ulama’ berpendapat lebih baik dikerjakan di Masjid, karena masjid itu tempat yang mulia dan suci.

d.       Cara melaksanakan  Shalat Idain
1.       Niat serta  takbiratul ihram
2.       Takbir sebanyak 7 kali pada rakaat pertama dan 5 kali pada rakaat ke dua.
3.       Di sela-sela takbir membaca tasbih (Subhanallah walhamdu lillahi ...)
4.       Membaca surat al-Fatihah, surat pendek dan seterusnya sampai salam
5.       Mendengarkan khutbah shalat Id dengan tertib.

2.       Shalat Tarawih
a.       Pengertian dan hukum
                                Shalat Tarawih adalah shalat sunah yang dikerjakan pada malam hari di bulan Ramadhan, setelah shalat Isya’ sampai sebelum terbit fajar. Adapun hukumnya adalah sunah muakkad.

b.       Dasar hukum
                        Hadits Nabi :
                        Artinya : “Barang siapa mengerjakan shalat (sunah malam hari) di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (Allah), niscaya dosa-dosanya terdahulu diampuni”    (HR. Bukhari dan Muslim)

c.       Bilangan rakaat
Mengerjakan shalat Tarawih sebagaimana dilakukan oleh rasulullah saw adalah                 8 rakaat, tetapi semasa Khalifah Umar bin Khattab dikerjakan 20 rakaat. Pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz, shalat Tarawih dilaksanakan sebanyak 36 rakaat.

d.       Do’a setelah Tarawih





artinya : Saya mohon ampun kepada Allah, hamba mohon keridlaan-Mu dan surga,  dan  hindarkanlah hamba dari kemurkaan-Mu dan siksaan api neraka.

           Atau do’a di bawah ini :


                         Artinya :Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun lagi Maha Mulia, Engkau mencintai pemaafan maka ampunilah kami.

e.       Cara melaksanakan
                                Seperti mengerjakan shalat fardu 2 rakaat satu salam, hanya niat yang  membedakan. Yakni ;



                        Artinya : Saya sengaja niat shalat Tarawih dua rakaat (sebagai makmum) karena Allah Ta’ala

3.       Shalat Witir
a.       Pengertian dan hukum
                                Witir artinya ganjil. Shalat Witir artinya shalat sunah yang dikerjakan pada malam hari setelah shalat Isya’ dengan bilangan rakaatnya ganjil.

b.       Dasar hukum


                 Artinya  :   Jadikanlah akhir shalat kamu di malam hari dengan shalat Witir.
                                    (H.R. Muttafaq Alaih)

c.       Jumlah rakaat
                Mengerjakan Shalat witir itu rakaatnya ganjil, minimal 1 rakaat, dan maksimal                 11 rakaat.

d.       Do’a shalat Witir



                         Artinya  :   Maha Suci Allah yang Maha Merajai, Maha Suci dari segala noda, Maha suci dari segala cela. Engkaulah Tuhan kami dan Tuhan semua malaikat dan ruh.

e.       Cara mengerjakan
Ada 3 macam cara mengerjakan shalat Witir ;
1.       Dikerjakan 2 rakaat salam, kemudian dilanjutkan dengan satu rakaat salam
2.       Dikerjakan dengan dua tasyahud dan satu salam seperti shalat Maghrib
3.       Dikerjakan sekaligus tiga rakaat. Jadi satu tasyahud dan satu salam, atau pada rakaat ke dua tanpa melakukan duduk takhiyat awal.

Selain shalat-shalat sunah berjamaah yang disebutkan di atas, terdapat pula shalat sunah berjamaah yang lain seperti shalat Istisqa’ (minta hujan), shalat Jenazah, dan shalat Gerhana Matahari (Kusuf) dan shalat Gerhana Bulan (Khusuf)

II.  Shalat Sunah Munfarid
                Shalat sunah munfarid adalah shalat sunah yang lebih baik dilakukan dengan cara sendirian, tidak ada imam atau makmum. Pada saat membaca surat-surat Al-Qur’an dan bacaan-bacaan shalat yang lain dibaca pelan (sirri). Berikut contoh shalat sunah Munfarid ;

1.       Shalat Tahiyatul Masjid
a.       Pengertian dan Hukum
Shalat Tahiyatul Masjid adalah shalat sunah yang dilaksanakan ketika seseorang memasuki masjid. Adapun hukum melaksanakannya adalah sunah, dikerjakan 2 rakaat sebelum duduk dengan tujuan menghormati (memuliakan) masjid.

b.       Dasar hukum


Artinya  :    “Dari Abi Qatadah, Rasulullah Saw bersabda ”Apabila salah seorang  diantara kamu masuk ke Masjid, maka janganlah duduk sebelum melaksanakan shalat dua rakaat terlebih dahulu” (HR. Bukhari dan Muslim)

c.       Cara mengerjakan
Shalat Takhiyatul Masjid dikerjakan seperti shalat-shalat yang lain, yaitu 2 rakaat salam. Yang membedakan adalah lafal niat, yaitu ;



            Artinya  :   ”Saya sengaja niat shalat Takhiyatul Masjid dua rakaat karena Allah Ta’ala”.

2.       Shalat Tahajud
a.       Pengertian dan hukum
Tahajud berarti bangun dari tidur pada malam hari. Jadi shalat Tahajud artinya shalat sunah yang dikerjakan pada malam hari setelah shalat Isya’ sampai menjelang waktu Subuh. Lebih utama dikerjakan sepertiga malam yang terakhir (kira-kira jam 02.00 dini hari). Adapun hukum melaksanakan shalat Tahajjud adalah sunnah muakkad. Jumlah rakaatnya paling sedikit 2 rakaat dan paling banyak tak terbatas.

b.       Dasar Hukum. Q.s. Al-Isra’ ayat 79


Artinya : “Dan pada sebagian malam hari (shalat) Tahajudlah kamu sebagai (ibadah) tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu memberikan tempat (kedudukan) yang terpuji (Q.s. Al-Isra’ : 79)
           
Adapun keutamaan shalat Tahajud sebagai berikut :
1.       Diberi kedudukan dan tempat yang terpuji.
2.       Dapat mempertebal iman.
3.       Menjadikan hidup tenang dan pikiran jernih.
4.       Senantiasa dekat dengan allah.
5.       Akan dikabulkan taubat dan permohonan ampunannya.
6.       Memperkuat jiwa dan pribadi seorang muslim.
7.       Mencegah perbuatan maksiat.

c.       Do’a Shalat Tahajud
1.       Do’a singkat


Artinya : Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.

2.       Do’a lengkap (lihat teks di buku pelajaran Agama Islam)


d.       Cara mengerjakan shalat Tahajud
1.       Berniat melaksanakan shalat Tahajud, jika dilafalkan :



        “Saya berniat mengerjakan shalat Tahajud dua rakaat karena Allah Ta’ala”

2.       Takbiratul Ihram.
3.       Shalat 2 rakaat seperti shalat-shalat yang lain.
4.       Salam dan berdo’a.

3.       Shalat Istikharah
a.       Pengertian dan hukum
Secara bahasa Istikharah artinya mohon dipilihkan. Jadi shalat Istikharah artinya shalat sunah dua rakaat dengan maksud mohon petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan terbaik diantara dua pilihan atau lebih. Adapun hukum melaksanakannya adalah sunah dikerjakan pada waktu siang atau malam, pagi atau sore dengan 2 rakaat.

b.       Dasar Hukum




Artinya : Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kami untuk meminta petunjuk dalam beberapa perkara yang penting, beliau bersabda, “Apabila salah seorang diantara kamu menghadapi suatu perkara, hendaklah ia shalat dua rakaat (HR. Bukhari)

c.       Cara Mengerjakan
1.       Beniat shalat Istikharah, jika dilafalkan :


           “Saya berniat shalat sunah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala”

2.       Takbiratul Ihram
3.       Shalat dua rakaat seperti Shalat-Shalat yang lain
4.       Salam dan membaca do’a


Artinya : Ya Allah, hamba mohon memilihkan mana yang baik menurut Engkau Ya Allah, dan hamba mohon Engkau memberikan kepastian dengan ketentuanMu dan hamba mohon dengan kemurahanMu yang besar dan agung, karena sesungguhnya Engkaulah yang kuasa sedang aku tidak tahu dan Engkaulah yang Maha mengetahui (HR. Bukhari)

4.       Shalat Dluha
a.       Pengertian dan hukum
Dluha menurut bahasa artinya pagi hari. Sedang menurut istilah shalat Dluha artinya shalat sunah yang dikerjakan pada waktu pagi hari, sekurang-kurangnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya 12 rakaat. Adapun hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad.

b.       Dasar hukum



Artinya :                 Dari Anas Nabi bersabda, “Barang siapa shalat Dluha dua belas rakaat, Allah akan membuatkan baginya istana di syurga (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

c.       Cara melaksanakan salat Dluha
1.       Beniat shalat Dluha, jika dilafalkan :

                “Saya berniat shalat sunah Dluha dua rakaat karena Allah Ta’ala”
2.       Takbiratul Ikhram
3.       Shalat dua rakaat seperti shalat-shalat yang lain

4.       Salam dan membaca do’a
Labels: Kelas 9, Materi PAI, Semester 2

Thanks for reading BAB 12 SHALAT SUNAH BERJAMAAH DAN MUNFARID (Kelas 9, Semester 2). Please share...!

0 Komentar untuk "BAB 12 SHALAT SUNAH BERJAMAAH DAN MUNFARID (Kelas 9, Semester 2)"

Back To Top