Materi BAB Taharah (Kelas 7, Semester 1)




A.       RINGKASAN MATERI

1.    Pengertian hadats dan najis
Thoharoh menurut bahasa berarti bersuci. Menurut istilah (ahli fiqh) thoharoh adalah membersihkan diri dari hadats dan najis atau berbuat sesuatu yang dapat/memperbolehkan seseorang mengerjakan sholat (ibadah), misalnya wudlu, mandi dan tayammum.
Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 222;

   


Artinya :  “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”.


Dalam Islam, Thoharoh terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
1)         Thaharah dari Hadats
2)         Thaharah dari Najis.

A.     Thaharah dari Hadats
Hadats adalah suatu kondisi pada diri seseorang yang dianggap tidak suci menurut syara’ (Agama) karena keadaan tertentu yang berasal dari dirinya yang harus disucikan dengan cara wudlu atau mandi besar.
Macam-macam hadats adalah sebagai berikut ;
a.      Hadats kecil, contohnya antara lain buang angin, buang air kecil, buang air besar, menyentuh kemaluan, bersentuhan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dan sebagainya. Cara mensucikannya adalah dengan wudlu.
b.      Hadats besar, contohnya berhubungan suami istri, keluar air mani, haid atau nifas dan sebagainya. Cara mensucikannya adalah dengan mandi besar.

B.     Thaharah dari Najis
Najis adalah kondisi sesuatu yang dipandang kotor menurut agama yang menempel pada diri kita (badan atau benda) yang menjadikan tidak suci dan harus disucikan.
Dari segi tingkatannya najis terbagi tiga bagian, yaitu :
a.       Najis Mukhafafah (najis ringan) yaitu najis yang disebabkan oleh kotoran bayi laki-laki yang belum berumur 2 tahun dan masih minum ASI (Air susu ibu). Cara mensucikannya adalah diperciki air pada tempat yang terkena najis.
b.       Najis Mutawasithoh (najis sedang) yaitu najis yang disebabkan oleh darah, nanah, kencing bayi perempuan, semua kotoran yang keluar dari qubuk dan dubur orang dewasa dan sebagainya. Najis mutawasithoh dibagi menjadi 2 yaitu:
1.       Najis ’Ainiyah yaitu najis yang tampak oleh mata, bisa dibau dan dirasakan.
2.       Hajis Hukmiyah yaitu najis yang yakin adanya tetapi tidak bisa dilihat. Contoh: Air kencing yang sudah mengering.  
c.       Najis Mughaladoh (najis berat) yaitu najis yang terkena oleh air liur anjing dan babi. Cara mensucikannya adalah dibasuh 7x dengan air dan salah satunya diberi tanah liat pada tempat yang terkena najis tersebut. 

2.         Wudlu, Mandi besar dan Tayammum
a)       Wudlu
Wudlu adalah satu cara dari beberapa cara thoharoh yang diajarkan nabi Muhammad saw dan merupakan syarat yang harus dipenuhi ketika akan melakukan ibadah seperti sholat, dll.
Rukun wudu antara lain; 1. Niat, 2. Membasuh muka hingga batas tumbuh rambut, 3. membasuh kedua tangan hingga ke siku, 4. Mengusap sebagian kepala, 5. membasuh kaki hingga mata kaki, 5. Tertib
b)       Mandi besar.
Mandi besar disebut juga dengan mandi janabat dan dilakukan untuk menghilangkan hadast besar. Rukun mandi besar yaitu; 1. niat melakukan mandi besar, 2. meratakan air ke seluruh tubuh.
Sedangkan sunnahnya antara lain; 1. membaca basmalah dan berwudu sebelum mandi, 2. menggosok badan dengan sabun, 3. mendahulukan bagian yang kanan daripada yang kiri.
c)       Tayammum.
Tayammum merupakan cara darurat untuk bersuci. Tayamum dilakukan dengan menyapukan debu pada muka dan tangan hingga pergelangan.Tayammum dilakukan bila; 1. sakit yang dikhawatirkan akan bertambah apabila berwudlu atau mandi, 2. sedang  dalam perjalanan yang sulit mendapatkan air, 3. Tidak ada air walupun telah diusahakan, 4. Ada air tetapi ada udzur  untuk memakainya baik karena panas, dingin, bahaya yang mengancam, atau karena persediaan terbatas, 5. Apabila kita tahu ada air tetapi jauh jaraknya dan bila kita mencarinya waktu shalat akan habis diperjalanan. Tayammum batal bila; 1) Melihat air; 2) Semua hal yang membatalkan wudlu atau mandi besar, 3) murtad.

3.         Macam-macam Air untuk bersuci
1.       Air suci dan mensucikan, yaitu air yang jatuh dari langit atau terbit dari bumi dan masih tetap keadaannya.
Seperti : air hujan, air laut, air sumur, air embun, air es, air mata air
2.       Air suci tetapi tidak dapat mensucikan berarti zatnya suci tetapi tidak sah dipakai untuk bersuci
      Seperti:
a)       air yang telah berubah salah satu sifatnya
b)       Air sedikit yaitu air yang kurang dari 2 qullah
c)       Air pohon-pohonan atau buah-buahan
3.       Air Mutanajis, yaitu air sedikit yang terkena najis baik berubah sifatnya  maupun tidak.
4.       Air makruh, air yang terjemur matahari dalam bejana selain emas atau perak.

Soal BAB IX SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN




Uji Kompetensi

I.    Pilihlah jawaban yang paling tepat.

1.    Mengapa Nabi Muhammad SAW dipercaya untuk membawa barang dagangan milik Khadijah ?
a. suku quraisy                                           c. murah senyum
b. wajahnya taman                                      d. sifatnya amanah, tekun dan ulet

2.    Muhammad lahir dalam keadaan …
a. yatim                                                      c. piatu
b. yatim piatu                                              d. berayah

3.    Dalam sejarah Muhammad merupakan sosok manusia pilihan Allah SAW, sehingga sering mendapat berbagai keistimewaan sekaligus keajaiban, diantaranya …
a. lahir sudah dalam keadaan sudah di khitan
b. lahir dalam keadaan sudah putus tali pusar
c. lahir dalam keadaan sudah khitan, tali pusar sudah putus, yatim, miskin
d. keramahannya, ketampanannya dan kebangsawanannya

4.    Muhammad mendapat ilmu kepemimpinan dari pekerjaan …
a. pedagang                                                c. pengembara
b. karyawan                                                d. petani

5.    Karena kejujurannya dalm berdagang, maka Nabi mendapat sebutan …
a. siddiq                                                     c. amanah
b. tabligh                                                    d. fatonah

6.    Mengapa nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah ?
a. takut tekanan orang kafir di Quraisy          c. perintah Allah
b. Madinah lebih subur                                 d. jawaban b, c benar

7.    Sahabat yang mendampingi Muhammad dalam suka dan duka adalah …
a. Abu Bakar ash Shidiq                              c. Umar bin Khotob
b. Ali bin Abi Tholib                                     d. Utsman bin Affan

8.    Suatu tempat yang penduduknya menyambut dan mendukung dakwah nabi Muhammad SAW adalah …
a. Mekkah                                                  c. Irak
b. Madinah                                                  d. Iran

10.  Perjuangan rosululloh dalam menegakkan kebenaran yang patut dicontoh adalah …
a.    apabila menjadi pemimpin, maka gunakanlah untuk mencari pengaruh dan mengumpulkan harta
b.    apabila menjadi penguasa berbuat aji mumpung
c.    apabila menjadi pemimpin, maka lakukanlah dengan penuh tanggung jawab
d.    apabila menjadi pemimpin, maka famili-famili kita saya beri kesempatan untuk menjabat

II.    Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat !

1.    Rosululloh lahir dalam keadaan yatim dan miskin diterangkan dalam Al-Qur’an surat ………… ayat …

2.    Rosululloh dalam menjalankan bisnisnya selalu berusaha memberi pelayanan pada pembeli, konsumen dengan baik, sopan ramah, jujur dll., maka layaklah beliau diberi julukan …………………..

3.    Masjid Quba dibangun di kota …………….

4.    Masjid Nabawi didirikan disamping untuk tempat ibadah, juga berperan                            untuk ………………

5.    Arti dari Madinatul Munawaroh adalah ……………..

6.    Apabila disuatu tempat dimana kita tinggal kondisinya tak mendukung perjuangan kita dalam menegakkan kebenaran, maka apa yang harus kita lakukan ……………….
7.    Orang yang menemani Rosululloh hijrah adalah ………………

8.    Apa tujuan rasulullah mendeklarasikan Piagam Madinah ………………

9.    Siapakah yang pertama kali dirukunkan ketika Rosululloh tiba di                               Madinah ……………….

10.  Ketika Rosululloh dan Abu Bakar dalam perjalanan menuju Madinah dikejar oleh orang kafir Quraisy bernama Suroqoh, tetapi beliau selamat. Siapakah yang memberi pertolongan ……………….

III.  Jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !

1.       Jelaskan isi QS. Adh-Dhuha : 6 - 9 !

……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………

2.       Apa yang dapat kita teladani dari perjuangan Rosululloh dan para sahabatnya di Madinah !

……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………

3.       Apa yang kau lakukan jika menjadi pedagang !

……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………

4.       Sebut 2 manfaat mempelajari sejarah nabi Muhammad dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan !

……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………

5.       Tulislah QS. Al-Maidah : 2 dan terjemahkan dalam bahasa Indonesia !

……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………

BAB IX SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN


A.   Ringkasan Materi

1.       SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN

Nabi Muhammad SWT merupakan sosok manusia pilihan Allah SWT yang sejak lahir sering mendapatkan berbagai keistimewaan sekaligus keajaiban, diantaranya ; saat beliau lahir dalam keadaan sudah berkhitan dan tali pusarnya telah putus, disamping itu beliau lahir dalam keadaan Yatim,(2 bulan dalam kandungan) tersesat dan miskin (QS. adh-Dhuha : 6–9) 6 tahun kemudian beliau ditinggal oleh ibunya (Siti Aminah) lalu diasuh oleh kakeknya (Abdul Muthallib) 2 tahun kemudian kakeknya meninggal, lalu beliau hidup bersama pamannya (Abu Thalib), saat itulah Nabi Muhammad SAW mulai belajar bekerja dengan menggembala kambing milik pamannya dan berbisnis (usaha) bersama pamannya ke negeri Syam (Syiria). 

Beliau dalam menjalankan bisnisnya berusaha untuk memberi pelayanan (service) pada pembeli dengan baik, bersikap sopan, ramah jujur, dll. Sehinggga dengan demikian maka beliau mendapat gelar di kalangan orang Quraisy  “al-Amin” karena kejujurannya.

Karena sifat amanah, tekun dan utet dan murah senyum, yang dimiliki beliau, maka beliau dipercaya untuk membawa barang dagangan milik Khadijah (seorang janda kaya yang amat disegani oleh masyarakat Arab) ke Syam dengan didampingi oleh pembantu Khadijah yaitu Maisrah yang sangat berpengalaman dalam berdagang, sehingga pelaksanaan perdagangan dapat berjalan dengan sukses. Dan meraih keuntungan (laba) yang banyak, salah satu contoh kejujuran beliau yaitu ; beliau memberi tahu keadaan pembeli tentang barang yang mau dijual, kalau barang itu ada cacatnya, ya beliau memberitahunya, demikian juga sebaliknya, demikian juga beliau memberi harga sesuai kualitas barang yang ada (artinya beliau dalam berdagang tidak pernah ada unsur penipuan) dengan menutup-nutupi kondisi barang, 

Dalam kurun waktu yang tidak lama, karena kepercayaan yang sangat tinggi dan Khadijah, maka beliau diminta untuk dapat mendampingi dia (Khadijah) dalam hidupnya (menikahinya), saat itu beliau berusia 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah berusia 40 tahun dan janda lagi, dalam ikatan pernikahan dengan Khadijah ini beliau dikaruniai 6 keturunan, itulah sekilas sejarah nabi Muhammad SAW dalam berdagang, dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan perlu diingat bahwa dalam memenuhi kebutuhan hidup, jangan sekali-kali menghalalkan segala cara, agar hidupnya menjadi berkah. Jadi seorang buruh bukanlah pekerja yang rendah, tapi pekerja yang tidak berbeda dengan pekerja lainnya, artinya yang mengupah dan yang diupah kedua-duanya sama-sama bertanggung jawab dan sebagai amanah.

2.       MENELADANI PERJUANGAN NABI DAN PARA SAHABAT DI MADINAH

Setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi dan Rasul, disaat itu juga beliau berjuang untuk menegakkan ajaran agama Islam. Selama tiga betas tahun Nabi berdawah di Kota Makkah, beliau banyak mendapatkan tantangan, perlawanan, dan hinaan dari orang Kafir Quraisy, sehingga perjalanan da'wahnya terhambat dan sangat terganggu. Karena itulah maka Nabi melakukan Hijrah tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke 13 ke Madinah dengan mengutus beberapa kaum Muslimin untuk berangkat ke Yasrib (Madinah sekarang) secara bertahap beliau memberangkatkan kaum Muslimin ke Madinah dalam waktu 2 bulan. Lalu beliau berangkat terakhir bersama Abu Bakar, dan Ali bin Abi Thalib berangkat bersama keluarga beliau (serta Fatimah, Umi Kulsum, Ummu Aiman, Ummu Ruman, Usamah, Aisyah dan Asma binti Abu Bakar), namun sebelum beliau berangkat, orang Kafir Quraisy merencanakan pembunuhan terhadap Nabi yang dipromotori oleh Suraqah bin Naufal (QS. al-Anfal : 30), namun tidak berhasil, disamping itu ditengah perjalanannya Nabi Muhammad bersama Abu Bakar, diketahui oleh pihak musuh, sehingga mereka melakukan pengejaran, disaat itu Nabi bersama Abu Bakar bersembunyi di dalam Gua Tsur (3 malam), dan akhirnya beliau selamat sampai di Yasrib, atas pertolongan Allah SWT.

Setibanya di Yasrib beliau mampir di satu tempat namanya QUBA dan beristirahat selama 22 hari di rumah Kultsum bin Hamdan dari suku Aus, sedangkan Abu Bakar istirahat di rumahnya Habib bin Asaf dari Suku Khazraj. Selama 22 hari di Quba Rasul dapat membangun Masjid sebagai tempat ibadah dan mengajar ilmu agama Islam (QS. at-Thaubah : 109) Setelah beliau berhasil membangun Masjid, pertama kali yang dilakukan adalah mempersatukan, mengarahkan dan membina masyarakat (Anshar dan Muhajirin) dengan meletakkan dasar-dasar kehidupan dalam bermasyarakat, yaitu :

1.    Mendirikan Masjid Nabawi, disamping untuk tempat ibadah, juga berperan untuk mempersatukan kaum Muslimin dari berbagai suku dan etnis (QS. 'al-Hujurat : 13) juga sebagai pusat pemerintahan.
2.    Mempersaudarakan kaum Anshar dengan kaum Muhajirin, hal ini tidak didasarkan pada ikatan darah, ras, tetapi berdasarkan agama (aqidah)
3.    Mendeklarasikan Piagam Madinah, yang bertujuan sebagai stabilitas keamanan antara kaum Muslimin dengan kaum Yahudi di Madinah.

Perjuangan Rasul semasa di Madinah dapat kita lihat di bawah ini, yang patut kita contoh (uswah) dalam rangka menegakkan ajaran agama Allah SWT.

1.    Apabila disuatu tempat dimana kita tinggal, kondisinya tidak mendukung perjuangan kita dalam menegakkan kebenaran, maka alangkah baiknya kalau kita mencari tempat lain, yang membuat kita tenang dalam melakukan da'wahnya
2.    Sampai kapanpun kita tetap berkewajiban untuk berda'wah (saling menasehati antara yang satu dengan lainnya)
3.    Kita juga harus hidup bermasyarakat, karena kita tidak dapat tenang dan hidup tanpa adanya orang lain, tanpa membedakan golongan, suku, ras dan lain sebagainya
4.    Apabila kita menjadi pemimpin (yang dipercaya) maka lakukan dengan penuh amanah (dengan tugas yang baik, mengayomi, melindungi) bukan minta diayomi dan dilindungi.
5.         Dalam realitanya kita harus saling menghormati, tolong menolong (QS. Al-Maidah : 2), menjaga persatuan dan kesatuan (ummatan wahidah), dan sabar dalam menjalankan da’wahnya, karena masyarakat yang kita hadapi sangat bervariasi bentuk dan karakternya. (QS. Al-Ashri : 1-3)