BAB II IMAN KEPADA ALLAH SWT (Kelas 8, Semester 2)

A. RINGKASAN MATERI
  1. Pengertian iman kepada Allah SWT


Kata iman menurut bahasa berarti percaya, sedangkan menurut istilah iman adalah : meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan. Dengan demikian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan Nya, kemudian pengakuan ini diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.

  1. Jumlah sifat-sifat kesempurnaan  Allah SWT
            Allah adalah Tuhan yang memiliki kesempurnaan dengan sifat-sifat-Nya,  diantaranya :
a.       Sifat wajib , yaitu sifat yang pasti ada pada Allah SWT.
b.       Sifat Mustahil, yaitu sifat-sifat yang tak mungkin dimiliki atau terjadi pada Allah SWT.
c.       Sifat Jaiz, yaitu sifat yang mungkin bagi Allah untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu, sesuai dengan kehendak-Nya.

  1. Dalil Aqli dan dalil Naqli untuk memahami keberadaan Allah
Dalil adalah argumentasi untuk lebih menguatkan dan menambah keyakinan dan pemahaman kita akan keberadaan Allah SWT. Dalil bisa berasal dari logika manusia (bersifat logis atau masuk akal), ada juga yang berasal dari Al-Quran dan Hadits sebagai pedoman hidup seorang muslim. Dalil untuk memhami sifat-sifat Allah dibedakan menjadi 2, yaitu:
    1. Dalil Aqli adalah dalil yang berdasarkan akal manusia untuk menerima secara logis tentang eksistensi (keberadaan) Allah.
Contoh:
Betulkah bahwa Allah bersifat Wahdaniyah (Maha Esa/satu)? Dalilnya adalah kita bisa memperhatikan sebuah mobil yang sopirnya hanya satu. Bagaimana jika sopir dalam sebuah mobil tersebut ada 2. Coba bayangkan! Begitu juga jika yang mengatur dan menguasai alam ini ada Tuhan selain Allah SWT. Mungkinkah yang mengatur 2, 3, atau 4 Tuhan?  

    1. Dalil Naqli adalah dalil yang berdasarkan kebenaran Al-Quran dan Al-Hadits untuk menerima secara yakin akan keberadaan Allah SWT.
Contoh:
Bahwa Allah bersifat Esa. Lihat Surat Al-Ikhlas ayat 1-3.

  1. Sifat-sifat wajib dan mustahil bagi Allah SWT.
      Sifat adalah sesuatu yang menjadi ciri khas sesuatu. Sifat bagi Allah menjadi ciri khas Dzat Allah SWT, diantaranya:

No
Sifat-sifat Allah
Wajib
Artinya
Mustahil
Artinya
1.
Wujud
Ada
A’dam
Tidak ada
2.
Qidam
Terdahulu
Huduts
Baru
3.
Baqa’
Kekal
Fana
Rusak/binasa
4.
Mukhalafatu lil hawaditsi
Berbeda dengan makhluknya
Mumatsalatu lil hawaditsi
Serupa dengan makhluknya
5.
Qiyamuhu binafsihi
Berdiri sendiri
Qiyamuhu bighairihi
Membutuhkan pihak lain
6.
Wahdaniyah
Maha Esa
Ta’addud
berbilang
7.
Qudrat
Maha Kuasa
Ajzun
Lemah
8.
Iradat
Berkehendak
Karohah
Terpaksa
9.
Ilmu
Maha Mengetahui
Jahlun
Bodoh
10.
Hayat
Maha Hidup
Mautun
Mati
11.
Sama’
Maha Mendengar
Shummun
Tuli
12.
Bashar
Maha Melihat
Umyun
Buta
13.
Kalam
Berfirman
Bukmun
Bisu
14.
Qodiran
Maha Kuasa
’Ajzu
Lemah
15.
Muridan
Maha Berkehendak
Mukrahun
Terpaksa
16.
’Aliman
Maha Mengetahui
Jahilun
Bodoh
17.
Hayyan
Maha Hidup
Mayyitun
Mati
18.
Sami’an
Maha Mendengar
’Ashomma
Tuli
19.
Bashiran
Maha Melihat
A’ma
Buta
20.
Mutakalliman
Maha Berfirman
Abkama
Bisu

  1. Hikmah Iman kepada Allah SWT.
Pelajaran yang kita petik setelah mempelajari materi ini adalah:
a.       Menumbuhkan keyakinan yang utuh tentang keesaan dan adanya Allah swt
b.       Membentuk pribadi yang berkualitas
c.       Membentuk kesadaran bahwa manusia adalah makhluk yang lemah, sehingga kita tidak boleh berlaku sombong
d.       Membentuk pribadi yang optimis, segalanya pasti terjadi akan kehendak dan kekuasaan Allah.

Bab IX HADITS TENTANG KEBERSIHAN (Kelas 9, Semester 2)

A.      RINGKASAN MATERI

1.       Ajaran Islam tentang Kebersihan



                            Kebersihan dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang terbebas dari segala kotoran, baik yang tampak oleh mata maupun tidak. Oleh karena itu, dalam Islam kebersihan harus meliputi dua aspek : kebersihan lahir dan kebersihan batin.
                            Kebersihan lahir meliputi badan, pakaian, tempat tinggal, dan lingkungan hidup. Sedangkan kebersihan batin meliputi usaha untuk menghindarkan batin kita dari sifat‑sifat tercela yang bisa mengotorinya, antara lain dengki, serakah, sombong, angkuh, dan sebagainya.
                            Ada beberapa ketentuan dalam agama Islam yang membuktikan pentingnya menjaga kebersihan. Pertama, Islam memberi syarat agar ibadah yang dilakukan oleh seseorang seperti shalat, dianggap sah apabila dilakukan dalam keadaan suci baik badan, pakaian, dan tempatnya. Demikian juga dalam beberapa ibadah yang lain.
                            Kedua, agama Islam menjadikan kebersihan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keimanan seseorang. Artinya, menjaga kebersihan baik yang batin maupun lahir bisa dijadikan tolok ukur keimanan seseorang.
                            Ketiga, dalan ajaran Islam banyak dibahas masalah kebersihan dan kesucian, misalnya wudhu, mandi, tayamum, dan cara‑cara membersihkan hadas dan najis.

2.       Teks-teks Hadits tentang Kebersihan

1.



                Artinya : ”Agama Islam adalah (agama) kebersihan, maka jagalah kebersihan. Sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali oleh orang‑orang yang menjaga kebersihan. (H.R. AI‑Baihaqi)






                2.




                Artinya : “Sesungguhnya Allah itu Maha Baik dan mencintai kebaikan, Maha Bersih dan mencintai kebersihan, Maha Mulia dan mencintai kemuliaan, Maha Pemurah dan mencintai kemurahan, maka bersihkanlah halaman rumahmu. (H.R. Attirrnidzi)

                3.


                Artinya : “Kebersihan adalah sebagian dari keimanan.” (H.R. at‑Thabrani dan al‑Hakim)

                4.


                Artinya : “Allah tidak akan menerima shalat seseorang, kecuali dalam keadaan bersih. (H.R. at‑Thabrani dan al‑Hakim)

                5.


                Artinya : “Suatu keharusan atas tiap orang muslim mandi dan memakai wewangian serta gosok gigi pada hari Jum'at. (H.R. Ahmad)

3.       Penjelasan Hadits tentang Kebersihan

                    Dalam ajaran Islam, kebersihan termasuk ajaran utama yang harus diamalkan. Hal ini terbukti dengan dimasukkannya thaharah ke dalam materi ibadah. Sebagaimana diketahui thaharah merupakan kajian awal dalam fikih ibadah, karena ibadah mahdhah seperti shalat dan membaca al‑Quran akan sah atau akan diterima jika dalam keadaan suci.
                    Berikut ini dijelaskan beberapa pengertian hadits tentang kebersihan sebagaimana telah disebutkan di atas : Hadits pertama menjelaskan bahwa agama Islam mengajarkan dan menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan. Orang‑orang yang menjaga kebersihan akan mendapat pahala surga, karena kebersihan sebagian dari pada iman. Alasannya, orang‑orang yang menjaga kebersihan telah melaksanakan perintah Allah dan rasul‑Nya. Selain ltu, mereka akan didekati oleh para malaikat sehingga akan terjaga dari perbuatan buruk.
                    Hadits kedua intinya menerangkan bahwa Allah Maha Bersih dan Allah sangat mencintai orang‑orang yang menjaga kebersihan. Oleh karena itu, Rasulullah saw memerintahkan umat Islam untuk memelihara kebersihan lingkungan, seperti halaman rumah atau sekolah. Selain menjaga kebersihan fisik sescorang harus membersihkan jiwanya.
                    Hadits ketiga menerangkan orang yang beriman akan selalu menjaga kebersihan, dan sebaliknya orang yang tidak menjaga kebersihan menun­jukkan keimanan yang kurang sempurna. Oleh karena itu untuk meningkatkan keimanan selain dengan melakukan ibadah ritual seperti shalat juga dapat ditempuh dengan selalu menjaga kebersihan. Dalarn kenyataan di kalangan masyarakat muslim, masih banyak terlihat tempat­ tempat ibadah yang tidak bersih. Hal itu menunjukkan masih rendahnya kualitas keimanan dalam arti luas.
                    Dalam hadits keempat dijelaskan bahwa Allah tidak akan menerima atau memberi pahala shalat sescorang yang dilakukan dalam keadaan tidak bersih atau suci.  Seseorang yang  hendak  melaksanakan  shalat  harus  betul­-betul  mengetahui  dirinya telah  suci. Karena shalat merupakan ibadah utama yang mempengaruhi keselamatan seseorang di akhirat. Oleh karena itu, orang‑orang yang melalaikan kebersihan akan sia‑sia.                     

                    Hadits kelima menjelaskan bahwa seorang muslim pada hari Jumat diharuskan mandi dan memakai wangi‑wangian. Hal itu menunjukkan bahwa betapa pentingnya menjaga kebersihan dan kesucian badan.