IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

A. RINGKASAN MATERI

1.       Pengertian Iman Kepada Kitab Allah SWT

IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH


         
Beriman kepada kitab-kitab Allah (kitabullah) tidak lepas hubungannya dengan wahyu, karena pada dasarnya kitab-kitab Allah itu adalah merupakan kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para Nabi dan Rasul melalui perantaraan Malaikat Jibril.
Adapun pengertian wahyu adalah pemberitahuan Allah, yang disampaikan kepada para Nabi dan Rasul melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dalam istilah agama, pemberitahuan Allah kepada seorang Nabi atau Rasul tentang hukum syara’ (agama) untuk dijadikan pedoman hidup bagi umat manusia dalam rangka untuk mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Beriman kepada kitab-kitab Allah termasuk rukun iman yang ketiga. Kewajiban beriman atau mengimani kitab-kitab Allah telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat              Al-Baqarah ayat 4 :





Artinya  :  "Dan mereka orang-orang yang beriman kepada kitab (A1-Qur'an) yang diturunkan kedamu (Muhammad) dan kitab-kitab yang diturunkan sebelummu (Muhammad) serta yakin akan adanya kehidupan akhirat."

2.       Kitab Allah SWT dan Rasul Penerimanya

Wahyu Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul, tetapi bukan merupakan bendelan kitab, namun hanya berupa lembaran-lembaran atau brosur disebut Shuhuf.
Abu Dzar r.a. bertanya kepada Rasulullah SAW : ” Berapa kitab yang diturunkan Allah ?” Rasulullah SAW menjawab : ” Seratus empat kitab, antara lain lima puluh suhuf diwahyukan kepada Nabi Syis AS, tiga puluh suhuf diwahyukan kepada nabi Idris AS, sepuluh suhuf diwahyukan kepada Nabi Ibrahim AS, sepuluh suhuf diwahyukan kepada Nabi Musa AS, dan empat kitab diwahyukan kepada :
1.       Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS. ( QS Al-Maidah : 44 )
Isi kandungan kitab Taurat disebut The Ten Commandment (10 hukum Tuhan) yang meliputi:
a.       Kewajiban meyakini keesaan Allah
b.       Larangan menyembah berhala
c.       Larangan menyebut nama Allah dengan sia-sia
d.       Supaya mensucikan Hari Sabath (Sabtu)
e.       Menghormati kedua orang tua
f.        Larangan membunuh sesama manusia tanpa alasan yang haq (benar)
g.       Larang berbuat zina
h.       Larang mencuri
i.         Larangan menjadi saksi palsu
j.         Larangan mengambil hak orang lain.
2.       Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud AS. ( QS Al-Isra’ : 55 )
Disebut juga Mazmur, berisi kumpulan nyanyian dan pujian kepada Allah atas segala nikmat yang telah dikaruniakan-nya. 
3.       Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS. ( QS Al-maidah : 46 )
Beberapa ajaran pokoknya antara lain;
1.       Perintah agar kembali kepada tauhid yang murni
2.       Ajaran yang menyempurnakan kitab Taurat
3.       Ajaran agar hidup sederhana dan tidak rakus
4.       Pembenaran terhadap kitab-kitab yang datang sebelumnya
4.       Kitab Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. ( QS Ali Imran : 1-4 )

3.       Al-Qur’an sebagai kitab Suci Umat Islam

Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada malam senin, 17 Ramadlan tahun 40 dari kelahiran Nabi ( 6 Agustus 610 M ) ketika beliau sedang berkhalwat di Gua Hira. Wahyu yang pertama kali turun, surat Al-’Alaq ayat           1-5. Sedangkan yang terakhir surat Al-Maidah ayat 3, pada hari Jum’at, 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijrah (16 Maret 632 M) ketika sedang wukuf di Padang Arafah (haji wadak).

      Kandungan isi Al-Qur’an pada pokoknya memuat tentang masalah-masalah :
a.       Tauhid dan aqidah Islam yaitu ajaran tentang keesaan Allah swt)
b.       Ibadah yaitu tata cara mengabdi kepada Allah SWT
c.       Janji dan ancaman Allah SWT
d.       Cara atau jalan untuk mencapai kebahagiaan (dunia dan akhirat )
e.       Tarih, sejarah umat manusia terdahulu (sebelum Nabi Muhammad SAW)
f.        Akhlaq atau budi pekerti
g.       Muamalah yaitu ajaran yang mengatur hubungan antar-sesama manusia
h.       Ilmu pengetahuan dan teknologi

Al-Qur’an sebagai kitab suci mempunyai kelebihan atau keistimewaan jika dibandingkan dengan kitab suci lainnya, diantaranya :
a.       Membenarkan informasi adanya kitab-kitab suci sebelumnya
b.       Memuat kisah nabi-nabi terdahulu sebagai pelajaran bagi umat Islam
c.       Memberikan ketentraman jiwa, kebahagiaan, dan pengobat hati bagi yang membaca
d.       Mempunyai gaya bahasa yang indah
e.       Membacanya adalah ibadah
f.        Merupakan pedoman hidup sepanjang sejarah manusia
g.       Sebagai penyempurna kitab-kitab Allah sebelumnya

4.       Nama lain dan Cara mencintai Al-Quran
Al-Quran mempunyai beberapa nama antara lain:
a.             Al-Furqan artinya pembeda antara yang haq dan yang batil
b.             As-Syifa artinya penyembuh
c.             Al-Huda artinya petunjuk bagi umat manusia
d.             Adz-Dzikra artinya peringatan bagi manusia
e.             An-Nur artinya cahaya bagi orang yang beriman

Sebagai muslim, kita wajib menjaga Al-Quran dengan cara:
a.                               Meluangkan waktu untuk membaca dan memahami artinya
b.                               Membaca dengan baik dan benar sesuai tajwid dan makhrojnya
c.                               Meletakkan di tempat yang terhormat, bukan sembarang tempat
d.                               Mengamalkan ajaran yang terkandung dalam al-Quran

5.       Fungsi Iman kepada Kitab Allah SWT

Orang hidup hakikatnya memerlukan aturan atau pedoman, baik yang mengatur kehidupan dunia dan akhirat yang disebut kitab suci. Oleh sebab itu fungsi Iman kepada Kitab Allah adalah :
a.       Mendapat petunjuk hidup yang benar
b.       Mengerti perintah dan larangan Allah SWT
c.       Menambah mantap beribadah kepada Allah SWT
d.       Mengingatkan seseorang untuk tidak berbuat selain yang diridhai Allah SWT


Soal Bab II Kelas 9 Semester 1 (Hadits menuntut ilmu di dalam islam)

Soal Bab II Kelas 9 Semester 1 (Hadits menuntut ilmu di dalam islam)

Kerjakan di buku tugas atau buku harian kalian!
Tulis Soal dan Jawabannya saja!
Kerjakan dengan baik dan benar, Selamat mengerjakan.



Lember Kerja Soal Bagian Ke-2 Bab I At Tin


Tugas!
Kerjakan di buku tugas atau buku harian, tulis soal dan jawablah dengan benar!















Selamat Mengerjakan!

Soal BAB I

Kerjakan di dalam buku tugas atau buku harian PAI Kalian, Tulis Soal dan Jawabannya Saja!
Kerjakan dengan baik dan Benar.





Selamat Mengerjakan! :)

Materi BAB I (QS At Tin dan Kandungannya)

A.  RINGKASAN MATERI

1.   Membaca surat At Tin

      Bacalah ayat Qur'an berikut ini dengan tartil. Ulangilah bacaanmu berulang-ulang hingga kamu lancar dan hafal.

Materi BAB I (QS At Tin dan Kandungannya)



SURAT AT- TIIN



        Artinya :  “Demi buah Tin dan buah Zaitun. Demi gunung Sinai. Dan demi Negeri (Mekah) yang aman ini. Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan, maka mereka akan mendapat pahala yang tiada putus-putusnya. Maka apa yang menyebabkan mereka mendustakan tentang hari pembalasan setelah adanya keterangan-keterangan itu ? Bukankah Allah hakim yang paling adil.”

2.   Arti kata-kata (Mufradrat)



3.   Kandungan surat At-Tin
   
     Surat At-Tin adalah surat ke-95 terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah. nama At-Tin diambil dari kata “At-Tin” yang terdapat pada ayat pertama, yang berarti buah tin. Adapun pokok-pokok isinya :

  1. Ada 3 tempat di mana Allah membangkitkan nabi-nabi utusannya, rasul-rasul yang     terkemuka, mempunyai syariat yang besar :

a.      Tempat yang banyak tumbuh buah tin dan zaitun. Itulah baitul maqdis, di sanalah Allah swt mengutus Isa bin Maryam alaihissalam.
b.      Thursinina, yaitu Gunung Sinai, tempat Allah bercakap-cakap dengan Musa bin Imron.
c.      Negeri yang aman, yaitu Makkah. Barang siapa yang masuk ke sana, terjaminlah keamanannya. Di sanalah diutus rasul muhammad saw sebagai nabi dan rasul terakhir.

  1. Manusia sebagai makhluk yang terbaik rohaniah dan jasmaniah, tetapi mereka akan dijadikan   orang yang amat rendah jika tidak beriman dan beramal saleh.
  2. Allah SWT adalah hakim yang Maha Adil.

   4. Sebab Turunnya Surah At Tin

                   Diantara sahabat nabi banyak yang sudah tua dan merasa ketakutan tidak mendapatkan pahala atau tidak menjadi ahli surga jika mereka sampai mengalami masi pikun. Mereka gelisah dan mempertanyakan kepada Rasulullah swt, lalu Allah swt menjawab melalui surah at-Tin. Bahwa meskipun manusia hidup sampai usia tua dan pikun, jika sebelum pikun mereka beriman dan beramal shaleh, pahala akan tetap mengalir sampai dia meninggal dan apabila ilmu atau amal yang dikerjakan masih diajarkan oleh orang yang menerima dan masih dipergunakan untuk kebaikan

            Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Al-Aufi yang bersumber pada Ibnu Abbas surah at-Tin turun berkaitan dengan pertanyaan para sahabat tentang balasan amal orang yang sudah pikun. Melalui surah at-Tin Allah swt menegaskan bahwa amal-amal orang yang beriman dan beramal soleh akan senantiasa mengalir pahalanya secara terus menerus meskipun orang tersebut mengalami pikiran yang tidak stabil. Sifat pikun biasanya ditandai dengan sering lupa. Contoh dalam amal ibdah banyak diantara orang pikun tersebut yang sudah tidak ingat lagi waktu shalat, tidak ingat puasa dan ibadah-ibadah lainnya.

BAB III (Iman Kepada Hari Akhir)

A.  RINGKASAN MATERI

1. Pengertian Hari Akhir

BAB III (Iman Kepada Hari Akhir)



Pengertian iman kepada hari akhir adalah meyakini dengan sepenuh hati, bahwa hari kiamat itu pasti akan tiba, yang ditandai dengan tiupan sangkakala oleh malaikat Isrofil kemudian diikuti oleh kehancuran alam semesta beserta segala isinya. Iman kepada hari akhir itu merupakan rukun iman yang ke 5. Banyak sekali ayat-ayat al-Qur'an yang menerangkan tentang hari akhir itu, diantaranya yang terdapat pada QS Al Hajj : 7




     Artinya :  ’’Dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya ; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.’’

2.  Gambaran Keadaan Hari Akhir

  1. Ditiup sangkakala oleh malaikat Isrofil, kemudian diikuti kehancuran alam semesta beserta segala isinya (Lihat QS Az Zumar ayat 68).
  2. Manusia pada bingung bagai anai-anai bertebaran, gunung berhamburan bagai kapas ditiup angin. (lihat QS AI-Qori'ah).
  3. Bumi digoncang dengan goncangan yang hebat, bumi mengeluarkan segala isi perutnya (Lihat QS Al-Zalzalah).
  4. Langit terpecah-pecah, matahari digulung, bintang-bintang berjatuhan, lautan meluap dan airnya panas (Lihat QS Al-Muzammil : 18).
  5. Allah melipat langit dengan tangan kanannya, melipat bumi dengan kiriNya   (HR Bukhori Muslim), dan masih banyak lagi ayat-ayat maupun hadis nabi yang menggambarkan kedahsyatan hari kiamat itu.




3.  Kehidupan Dunia Hanyalah Sementara

Banyak ayat maupun hadits nabi yang menerangkan, bahwa kehidupan dunia ini sifatnya fana, sementara, dan suatu saat akan binasa. Sedangkan kehidupan akhirat itu abadi. Oleh sebab itu kita hendaknya memanfaatkan kehidupan yang sementara ini untuk melakukan hal-hal yang baik sesuai dengan ajaran agama. Kita mencari bekal yang cukup untuk kehidupan akhirat. Perhatikan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al- Hadid : 20.     


                

      Artinya : ’’Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tenta.g banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.’’

4. Kiamat Kubra dan kiamat Sughra
Kiamat dibagi menajdi 2, yaitu:
a.       Kiamat kubra artinya kiamat besar, yaitu hancurnya seluruh alam raya dan isinya.
b.       Kiamat Sughra artinya kiamat kecil, yaitu peristiwa matinya seseorang dan ruskanya sebagian alam semesta seperti gunung meletus, tanh longsor, banjir, gempa bumi, dan sebagainya.


5. Kejadian-kejadian yang berhubungan dengan hari akhir

  1. Alam Barzah (Yaumul Barzah), yaitu alam kubur, di mana semua manusia setelah mati akan masuk ke alam kubur, seraya menunggu datangnya hari kiamat.
  2. Yaumul Ba'ats, yaitu setelah datangnya hari kiamat, semua manusia akan dibangkitkan kembali. Keadaan manusia pada waktu itu berbeda-beda, sesuai dengan amaiannya pada waktu hidup di dunia.
  3. Yaumul Mahsyar, yaitu tempat yang amat luas, di mana manusia berkumpul menerima pengadilan dari Allah SWT.
  4. Yaumul Mizan atau Yaumul Hisab, yaitu hari di mana amal manusia akan ditimbang, atau dihitung, untuk menentukan akan masuk surga atau neraka. Orang yang timbangan amal kebaikannya lebih      banyak akan masuk ke surga, sedang yang lebih banyak amal keburukannya akan masuk ke neraka.

6.       Tanda-tanda Hari Kiamat
Tanda-tanda kimat dibagi menjadi 2 antara lain, yaitu:
a.       Tanda kecil antara lain:
1.  hamba sahaya perempuan dikawini tuannya;
2.   ilmu agama sudah dianggap tidak penting;
3.   tersebarnya perzianaan;
4.   mium-minumna keras merajalela;
5.    fitnah muncul dimana-mana

b.       Tanda besar, yaitu apabila kimata sudah sangat dekat antara lain:
1.   matahari terbit dari arah barat;
2.   munculnya binatang ajaib yang bisa berbicara;
3.   keluarnya imam mahdi; (siapa imam mahdi itu?)
4.   keluarnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj;
5.  rusaknya kakbah, dll.



7. Fungsi iman kepada hari akhir

a. Kita akan lebih rajin beribadah, karena dengan rajin beribadah itulah kita akan  
    memperolehakan memperoleh kehidupan yang menyenangkan di surga.
b. Dorongan untuk selalu memohon ampun kepada Allah SWT.
c. Menumbuhkan rasa senang untuk berprilaku baik.
d. Dorongan untuk menghindari perbuatan yang buruk.

Materi BAB II Hadits Keutamaan Menuntut Ilmu

A.   RINGKASAN MATERI

1.   Hadits tentang perintah menuntut ilmu dan keutamaan orang yang berilmu

Materi BAB II Hadits Keutamaan Menuntut Ilmu



      a.   Hadits riwayat Ibnu Abdil Bar :

عَنْ اَنَسٍ رَضِي اﷲ عنه اَنَّ النَّبيَّ صلَّي اﷲ عَلَيه وسَلَّمَ  قَالَ اُطلُبُواالْعِلْمَ وَلَوْبِالصِّيْنِ
           فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَي كُلِّ مُسْلِمٍ اِنَّ المَلا ئِكَةَ تَضَعُ اجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضا
 ( رواه ابن عبد الب   بِمَا يَطْلُبُ
         
            Dari Anas, r.a. bahwa Nabi saw telah bersabda :
            Tuntutlah ilmu meskipun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam. Sungguh malaikat itu meletakkan sayap-sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena senang terhadap apa yang dicarinya. (H.R. Ibnu Abdil Bar)

      b.   Hadits riwayat Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah :

            عَنْ اَبِيْ الدَّ رْدَآءَ رَضِيَ اﷲُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اﷲ صَلَّ اﷲُ عَلَيْهِ وَسلَّمَ يَقُوْلُ
             - - - وَفَضْلُ الْعَالِم عَلَي الْعَابِدِ كَفَضْلِ القَمَرِعَلَي سَائِرالْكَوَاكِب وَاِنَّ الْعُلَمَآءَ وَرَثَةُ
               الاََنْبِيَآءِ لَمْ يُورِثُوادِيْنَاراً وَلاَدِ رْهَمًاإِنَّمَا وَرَثُواالْعِلْمَ فَمَنْ آخَذَهُ اَخَذَ بِخَظٍّ وافِرٍ                  (  رواه أبوداود والترمذي وابن ماجه      )

            Dari Abu Darda, r.a. ia berkata: saya telah mendengar Rasulullah bersabda :
                  Keutamaan orang yang berilmu terhadap orang yang beribadah, ibarat keistimawaan bulan terhadap seluruh bintang. Dan sesungguhnya para Ulama itu tidak mewariskan uang Dinar, tidak pula  uang Dirham. Mereka (para Nabi) itu hanyalah mewariskan ilmu pengetahuan. Maka barang siapa yang mengambil ilmu itu, berarti ia telah mengambil bagian yang sempurna.
                  (H.R. Abu Daud. At- Tarmidzi dan Ibnu Majah).

2.   Arti kata - kata :
      a.   Hadits riwayat Ibnu Abdil Bar :



1.       tuntutlah, carilah   =   اُطلُبُوا
2.       meskipun, walaupun   =   وَلَو
3.       di negeri cina   =   بِالصِّيْنِ
4.       karena/maka sesungguhnya   =   فَاِنَّ
5.       menuntut / mencari ilmu = طَلَبَ الْعِلْمِ

6.       kewajiban   =   فَرِيضَةٌ
7.       meletakkan   =   تَضَعُ
8.       sayap-sayap, beberapa
       sayap   =   اجْنِحَتَهَا
9.       rela, senang, ridha   =   رِضا


      b.   Hadits riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah :



1.       Keutamaan, kelebihan,
            Keistimewaan           =   وَفَضْلُ
2.       orang yang pandai,
            orang yang alim,       =   الْعَالِم
3.       orang yang berilmu
4.       bulan                       =   القَمَر
5.       seluruh, sama          =  سَائِر
6.       bintang-bintang        =  الْكَوَاكِب
7.       ahli waris, pewaris     =  وَرَثَةُ
8.       para nabi, nabi-nabi   =   الاََنْبِيَآءِ
9.       mereka tidak
mewariskan              =   لَمْ يُورِثُو
10.   (mata uang) dinar           =  دِيْنَاراً

11.   (mata uang) dirham        =  دِ رْهَمًا

12.   hanyalah, melainkan      =   إِنَّمَا

13.   maka barang siapa         =  فَمَنْ

14.   mengambil                    =   اَخَذَ

15.   bagian yang sempurna /
16.   banyak                          = بِخَظٍّ وافِر




3.   Penjelasan.

A.   Hadits 1

Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil bar tersebut di atas, menjelaskan kepada kita betapa pentingnya menuntut ilmu pengetahuan, sekalipun ke tempat yang jauh dari tempat tinggal kita. Pentingnya menuntut ilmu pengetahuan berdasarkan hadits ini adalah dinyatakan tegas oleh Rasulullah saw dengan menggunakan kata perintah, yaitu:  Tuntutlah atau carilah.
Kata perintah tersebut menunjukkan suatu kewajiban Dan kewajiban untuk mencari ilmu pengetahuan ituharus maksimal atau setinggi-tingginya sampai ke negeri Cina.. Selain menggunakan kata perintah untuk menuntut ilmu pengetahuan yang menunjukkan suatu kewajiban yang harus dilaksnakan, lebih lanjut Rasulullah Saw menegaskan dalam hadits ini dengan kata-kata :

فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَي كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya :  “Karena sesungguhnya menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap orang yang beragama Islam.”
         Kemudian Rasulullah saw menggambarkan betapa istimewanya orang-orang menuntut ilmu pe-ngetahuan itu, sehingga malaikat-malaikat Allah suka dan akan selalu rela meskipun jauh dari tempat tinggalnya.

Dalam Hadits lain Rasulullah saw bersabda :

سَبِيْل اﷲِ حَتّٰي يَِرْجِعَ  مَنْ خَرَجَ فِيْ طَلَبِ الْعِلمِ فَهُوَ فِيْ

Artinya :  ”Orang-orang yang keluar dalam mencari ilmu, maka berada di jalan Allah sampai ia kembali (ke rumahnya).” (H.R. Al-Tirmidzi)

B.   Hadits 2

Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah tersebut di atas, menjelaskan tentang keutamaan dan keistimewaan orang-orang yang berilmu. Rasulullah saw mengibaratkan kelebihan orang yang berilmu dengan orang yang beribadah, seperti keistimewaan bulan terhadap bintang-bintang. Dapat kita saksikan betpa cahaya bulan (terutama bulan purnama) yang dapat menerangi bagian bumi dengan sempurna, disbanding cahaya bintang yang jumlahnya sangat banyak tetapi tidak mampu menerangi permukaan bumi seterang cahaya bulan yang hanya satu ini.
Perbandingan antara orang yang berilmu dengan orang yang beribadah dapat diuraikan secara aqliyah sebagai berikut :
Orang yang berilmu akan dapat lebih baik dan sempurna melakukan peribadatannya karena ia mengetahui kaifiyah atau tata cara yang benar dalam beribadah. Ia dapat membedakan mana yang diwajibkan Allah dan Rasul-Nya dan mana yang keliru dari ajaran Allah dan rasul-Nya. Sedangkan orang yang beribadah serta tidak mengetahui dengan benar taat cara peribadatannya, akan sangat memungkinkan ia melakukan kekeliruan. Maka ibadah yang dilakukannya itu tidak memiliki nilai disisi Allah, bahkan sangat mungkin nilai ibadahnya tertolak dari hadapan Allah SWT.

Ahli Hikmah berfatwa :
  
فَكُلُّ مَن بِغَيْرِ عِلْم يَعْمَلُ اَعْمَالُهُ مَرْدُوْدٌ لاَ تُقْبَلُ                                 

         Artinya :  “Siapa saja yang melakukan pekerjaan tanpa ilmu, maka nilai pekerjaannya itu tertolak tidak akan dapat diterima.”

         Pada hadits lain Rasulullah saw bersabda :

          يَاابَاَذَ رٍّ تَغْدُ وْ فَتَعَلَّمَ أٰيَةًًً مِنْ كِتَابِ اللّٰهِ خَيْرٌلَكَ مِنْ اَنْ تُصَلِّيَ مِائَةَ رَكْعَةً                  (رواه ابن ماجه عن ابي ذ ر )

Artinya :  “hai Abu Zar! Sungguh keluarmu dari rumah di waktu pagi untuk mempelajari suatu ayat  dari Kitab Allah, itu lebih baik bagimu dari pada engkau shalat seratus raka’at.”  ( H.R. Ibnu Majah dari Abu Zar )

Kemudian Rasulullah saw menegaskan bahwa orang-orang yang berilmu adalah pewaris para nabi yang berhak menerima warisan peninggalan para nabi. Penegasan ini mengandung pengertian bah-wa ulama sebagai orang yang menerima warisan para nabi, sekaligus sebagai ahli waris nabi dari semua segi/aspeknya, baik dari aspek ilmu pengetahuan, aspek amaliyah atau karyanya, maupun aspek pemeliharaan kesempurnaannya. Dengan demikian yang dimaksudkan ulama dalam hadits ini adalah orang-orang yang berilmu pengetahuan luas dan berkarya untuk kepentingan umat. Orang-orang yang berkarya adalah, yang karyanya didasarkan ilmu pengetahuan luas.
Lebih lanjut Rasulullah saw dalam hadits ini menyatakan bahwa para nabi tidak meninggalkan warisan berupa harta atau benda, melainkan yang ditinggalkannya berupa ilmu pengetahuan yang sangat luas dan tinggi. Sehingga siapa saja yang mengambil dan memeliharanya, berarti mengembil bagian yang sangat sempurna.
            Ilmu lebih penting daripada harta, karena:

  1. Ilmu akan menjaga pemiliknya, sedangkan harta, pemiliknya yan akan menjaga
  2. harta akan habis jika terus dikapai atau dipergunakan, sedang ilmu akan bertmabah apabila selalu dipergunakan
  3. Orang yang berharta akan banyak musuhnya karena iri, sedangkan orang yang berilmu akan dihormati dan disayangi. (Pepatah Arab)