A. Ringkasan
Materi
1. SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM MEMBANGUN
MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN
Nabi Muhammad SWT merupakan sosok manusia pilihan Allah SWT
yang sejak lahir sering mendapatkan berbagai keistimewaan sekaligus keajaiban,
diantaranya ; saat beliau lahir dalam keadaan sudah berkhitan dan tali pusarnya
telah putus, disamping itu beliau lahir dalam keadaan Yatim,(2 bulan dalam
kandungan) tersesat dan miskin (QS. adh-Dhuha : 6–9) 6 tahun
kemudian beliau ditinggal oleh ibunya (Siti Aminah) lalu diasuh oleh kakeknya
(Abdul Muthallib) 2 tahun kemudian kakeknya meninggal, lalu beliau hidup
bersama pamannya (Abu Thalib), saat itulah Nabi Muhammad SAW mulai belajar
bekerja dengan menggembala kambing milik pamannya dan berbisnis (usaha) bersama
pamannya ke negeri Syam (Syiria).
Beliau dalam menjalankan bisnisnya berusaha
untuk memberi pelayanan (service) pada pembeli dengan baik, bersikap sopan,
ramah jujur, dll. Sehinggga dengan demikian maka beliau mendapat gelar di
kalangan orang Quraisy “al-Amin” karena kejujurannya.
Karena sifat amanah, tekun dan utet dan murah senyum, yang
dimiliki beliau, maka beliau dipercaya untuk membawa barang dagangan milik Khadijah
(seorang janda kaya yang amat disegani oleh masyarakat Arab) ke Syam dengan
didampingi oleh pembantu Khadijah yaitu Maisrah yang sangat berpengalaman dalam
berdagang, sehingga pelaksanaan perdagangan dapat berjalan dengan sukses. Dan
meraih keuntungan (laba) yang banyak, salah satu contoh kejujuran beliau yaitu ;
beliau memberi tahu keadaan pembeli tentang barang yang mau dijual, kalau
barang itu ada cacatnya, ya beliau memberitahunya, demikian juga sebaliknya,
demikian juga beliau memberi harga sesuai kualitas barang yang ada (artinya
beliau dalam berdagang tidak pernah ada unsur penipuan) dengan menutup-nutupi
kondisi barang,
Dalam kurun waktu yang tidak lama, karena kepercayaan yang sangat
tinggi dan Khadijah, maka beliau diminta untuk dapat mendampingi dia (Khadijah)
dalam hidupnya (menikahinya), saat itu beliau berusia 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah
berusia 40 tahun dan janda lagi, dalam ikatan pernikahan dengan Khadijah ini
beliau dikaruniai 6 keturunan, itulah sekilas sejarah nabi Muhammad SAW dalam
berdagang, dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan perlu
diingat bahwa dalam memenuhi kebutuhan hidup, jangan sekali-kali menghalalkan
segala cara, agar hidupnya menjadi berkah. Jadi seorang buruh bukanlah pekerja
yang rendah, tapi pekerja yang tidak berbeda dengan pekerja lainnya, artinya
yang mengupah dan yang diupah kedua-duanya sama-sama bertanggung jawab dan
sebagai amanah.
2. MENELADANI PERJUANGAN NABI DAN PARA
SAHABAT DI MADINAH
Setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi dan Rasul,
disaat itu juga beliau berjuang untuk menegakkan ajaran agama Islam. Selama
tiga betas tahun Nabi berdawah di Kota Makkah, beliau banyak mendapatkan
tantangan, perlawanan, dan hinaan dari orang Kafir Quraisy, sehingga perjalanan
da'wahnya terhambat dan sangat terganggu. Karena itulah maka Nabi melakukan
Hijrah tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke 13 ke Madinah dengan
mengutus beberapa kaum Muslimin untuk berangkat ke Yasrib (Madinah sekarang)
secara bertahap beliau memberangkatkan kaum Muslimin ke Madinah dalam waktu 2
bulan. Lalu beliau berangkat terakhir bersama Abu Bakar, dan Ali bin Abi Thalib
berangkat bersama keluarga beliau (serta Fatimah, Umi Kulsum, Ummu Aiman, Ummu
Ruman, Usamah, Aisyah dan Asma binti Abu Bakar), namun sebelum beliau
berangkat, orang Kafir Quraisy merencanakan pembunuhan terhadap Nabi yang
dipromotori oleh Suraqah bin Naufal (QS. al-Anfal : 30), namun tidak berhasil,
disamping itu ditengah perjalanannya Nabi Muhammad bersama Abu Bakar, diketahui
oleh pihak musuh, sehingga mereka melakukan pengejaran, disaat itu Nabi bersama
Abu Bakar bersembunyi di dalam Gua Tsur (3 malam), dan akhirnya beliau selamat
sampai di Yasrib, atas pertolongan Allah SWT.
Setibanya di Yasrib beliau mampir di satu tempat namanya QUBA
dan beristirahat selama 22 hari di rumah Kultsum bin Hamdan dari suku Aus,
sedangkan Abu Bakar istirahat di rumahnya Habib bin Asaf dari Suku Khazraj.
Selama 22 hari di Quba Rasul dapat membangun Masjid sebagai tempat ibadah dan
mengajar ilmu agama Islam (QS. at-Thaubah : 109) Setelah beliau berhasil
membangun Masjid, pertama kali yang dilakukan adalah mempersatukan, mengarahkan
dan membina masyarakat (Anshar dan Muhajirin) dengan meletakkan dasar-dasar
kehidupan dalam bermasyarakat, yaitu :
1. Mendirikan
Masjid Nabawi, disamping untuk tempat ibadah, juga berperan untuk mempersatukan
kaum Muslimin dari berbagai suku dan etnis (QS. 'al-Hujurat : 13) juga sebagai
pusat pemerintahan.
2. Mempersaudarakan
kaum Anshar dengan kaum Muhajirin, hal ini tidak didasarkan pada ikatan darah,
ras, tetapi berdasarkan agama (aqidah)
3. Mendeklarasikan
Piagam Madinah, yang bertujuan sebagai stabilitas keamanan antara kaum Muslimin
dengan kaum Yahudi di Madinah.
Perjuangan Rasul semasa di Madinah dapat kita lihat di bawah
ini, yang patut kita contoh (uswah) dalam rangka menegakkan ajaran agama Allah
SWT.
1. Apabila
disuatu tempat dimana kita tinggal, kondisinya tidak mendukung perjuangan kita
dalam menegakkan kebenaran, maka alangkah baiknya kalau kita mencari tempat
lain, yang membuat kita tenang dalam melakukan da'wahnya
2. Sampai
kapanpun kita tetap berkewajiban untuk berda'wah (saling menasehati antara yang
satu dengan lainnya)
3. Kita
juga harus hidup bermasyarakat, karena kita tidak dapat tenang dan hidup tanpa
adanya orang lain, tanpa membedakan golongan, suku, ras dan lain sebagainya
4. Apabila
kita menjadi pemimpin (yang dipercaya) maka lakukan dengan penuh amanah (dengan
tugas yang baik, mengayomi, melindungi) bukan minta diayomi dan dilindungi.
5. Dalam realitanya kita harus saling
menghormati, tolong menolong (QS. Al-Maidah : 2), menjaga persatuan dan
kesatuan (ummatan wahidah), dan sabar dalam menjalankan da’wahnya, karena
masyarakat yang kita hadapi sangat bervariasi bentuk dan karakternya. (QS.
Al-Ashri : 1-3)
EmoticonEmoticon